Jumat, 20 Juli 2012

Pengertian, sejarah, Konsep bimbingan dan konseling Islam

Pengertian, sejarah, Konsep bimbingan dan konseling Islami* A. Definisi Bimbingan Dan Konseling Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan psikologi konseling (counseling psychology). Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession. Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya. Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah. 1.Konseling Sebagai Proses Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan. 2.Koseling Sebagai Hubungan Spesifik Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan hubungan sosial lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati. 3. Konseling adalah Membantu Klien Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien pada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya. 4.Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya membuat ”know about” tetapi juga ”how to” sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir konseling pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh Maslow (1968) disebut aktualisasi diri. Sedang dalam Webster’s third International Dictionare kata guidance mempunyai beberapa arti, yaitu: a.the process of controlling the course of projectile (as a missile or bomber) aby a boult-in mechanisme. b. The supertendence or assistance rendered by a guide (the build boy depended upon the guidance of his dog) c. A program or service function to promote the adjustemen of special group (asor diliguente children or prisoners) chiefly trough psychological counseling or aparaisal. d. Advice in choosing course, preparing for a focation or further education, or coping whit problems, given to student by a teacher or professional counselor. Dari keempat arti kata guidance tersebut memberikan gambaran lengkap . Jones dalam bukunya yang berjudul principeles of guidance, merumuskan bimbingan sebagai berikut: Guidance is the help given by one person to another in making intelegent and adjustment and in solvin problem. Dalam definisi ini anak harus membuat pilihanya sendiri dan ia juga harus mampu memimpin diri sendiri secara bijaksana . menurut jhones, kemampuan mengadakan pilihann dan penyesuaian yang bijaksana tidak diperoleh dari pembawaan tetapi harus dipelajari dalam proses perkembanganya. Mortensen dan Schmuller, dalam bukunya Giidence to day school (1978), merumuskan bimbingan (guidence) sebagai berikut : Guidence may by defined as that part or the total educational program that helps provide the personal opportunities and specializhed staf service by which each individual can develop to the fulls of this abilities and capacities in trem for the democraik idea. Tercapainya bimbingan menuntut kerja sama yang baik antara staf sekolah, yaitu guru, konselor, dokter, perawat, pekerja social, psikologi, dan kepala sekolah. Menurut L. Crow dan A. Crow definisi bimbingan adalah : Guidance is accistence made avileble by personality qualified and adequately trained man or women to a individual of any age help him manage his own life activities, develop his owen point of view, make his own decisions, and his owen burders. Mereka sangat menekankan pertolongan dari orang yang ahli dan terlatih, dengan tujuan agar individu mampu menolong dirinya sendiri, memutuskan sendiri, dan bertanggung jawab sendiri. Sthon dan Shertzer merumuskan bimbingan sebagai process of helping individuals to anderstendet themselves and their world. Dari semua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan memiliki kata-kata kunci dengan artinya sebagai berikut : a.suatu proses , setiap fenomena yang menunjukkan kontinuitas perubhan melalui waktu atu serangkaian kegiatan dan dan langkah-langkah menuju ke suatu tujuan. b.Suatu usaha bantuan, untuk menambah, mendorong, merangsang, mendukung, menyentuh, menjelaskan agar individu tumbuh dari kekuatan sendiri. c.Konseli atau anak, individu yang normal yang membutuhkan bantuan dalam proses perkembangannya. d.Konselor, indifidu yang ahli dan terlatih dan mau memberikan bantuan kepada konseli. Bantuan ini dapat berupa tem sepesialis seperti konselor, guru, psikolog, doctor,m perawat, dan administrasi sekolah. Dan istilah guidance and counseling di Indonesia mengalami pendistorsian makna menjadi penyuluhan atau nasihat. Tetapi dalam praktek selanjutnya istilah penyuluan banyak digunakan oleh banyak bidang semisal penyuluhan pertanian, penyuluhan bencana dll, yang sama sekali berbeda makana dan artinya dengan counseling, maka untuk tidak terjadinya salah pemahaman, istilah counseling tersebut langsung diserap menjadi konseling. Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pendapat, salah satunya memandang konseling sebagai teknik bimbingan. Dengan kata lain, konseling berada dalam bimbingan . pendapat lain mengatakan bahwa bimbingan terutama memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah sementara konseling memusatkan diri pada pencegahan masalah yang dihadapi individu. Dalam pengertian lain, bimbingan sifat atau fungsinya preventive, sementara konseling kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan konseling berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau masalah. Perbedaanya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut. Sedangkan obyek garapan masalah dalam bimbingan dan konseling adalah masalah-masalah psikologis, bukan masalah-masalah fisik. Kemudian fungsi atau kegiatan bimbingan dan konseling, lazimnya, seperti telah disebutkan oleh para ahli bukan hanya sekedar yang bersifat prventif dan kuratif saja, melainkan sebagai berikut : a.fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada seseorang. b.Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang. c.Fungsi preventive dan developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembangkan keadaan yang sudah baik itu menjadi lebih baik lagi. Definisi Konseling Islam Secara singkat bimbingan dirumuskan sebagai berikut : Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Dengan demikian bimbingan islami merupakan proses pemberian bantuan sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan ajaran Islam, Yakni Alquran dan sunnah Rasul. Bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan, artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan , melainkan sekedar membantu individu. Individu dibantu , dibimbing, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan keetentuan dan petunjuk allah, maksudnya sebagai berikut : 1.Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang ditentukan Allah (sesuai dengan sunnahnya ) sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk allah. 2.Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui RasulNya (ajaran Islam). 3.Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksitensi diri sebagai makhlu Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya (mengabdi seluas-luasnya) 4.dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk allah yang demikian itu, berarti yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan dan petunjuk Allah, dengan hidup serupa itu, maka akan tercapai kehidupan yang bahagia didunia dan akhirat. B.Sejarah Berdirinya Bimbingan Konseling Di Indonesia Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas. C. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Disekolah C.1 Bimbingan Konvensional Tujuan bimbingan Tujuan bimbingan menurut para ahli dibedakan menjadi, yaitu tujuan bimbingan mendasar , umum, teoritis, dan yang lebih kongkret merupakan penjabaran dari tujuan yang bersifat umum. Tujuan yang bersifat umum antara lain penemuan diri dan dunianya, perkembangan secara optimal , realsisasi diri secara bernilai sebagai individu. Tujuan bimbingan yng merupakan penjsbsrsn dari tujusn umum telah banyak dirumuskan dalam definisi bimbingan , antara lain bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu agar individu tersebut : a.mengerti dirinya dan lingkunganya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan , bakat khusus, minat, cita-cita, dan nilai-nilai hidup yang dimilikinnya untuk perkembangan dirinya. Mengenai lingkungan meliputi baik ingkungan fisik, social, maupun budaya. b.Mampu memilih, memutuskan , dan merencanakan hidupny secara bijaksana baik dalambidang pendidikan, pekerjaan, social-pribadi. Termasuk didalamnya membantu individu untuk memilih bidang studi, karier, dan pola hidup pribadinya c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara masimal d. Memecahkan masalahyang dihadapinya secara bijaksana . bantuan ini termasuk memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk atau sikap hidup yan gmenjadi sumber masalah hidup e.Mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut pandangnya dan mengambil keputusan serta mempertanggung jawabkannya. f.Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaanlingkungannya Fungsi bimbingan Fungsi bimbingan dapat diartiakn sebagai suatu kegiatan tertentu yang mendukug atau yang mempunyai arti tujuan bimbingan. Mmortensen membagi fungsi bimbingan menjadi : a.Memahami Individu (Understanding Individual). Seorang guru dan pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat smemahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena inibimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan.tujuan bimbingan dan pendidikan tercapai bila programnya didasarkan atas pemahaman dirii anak didiknya. Bimbingan tak berfungsi efektif bila selor kekuranga pengetahuan dan pengertian mengenai motif ingkah laku knselir, hingga usaha persuasive dan tentative tidak dapat berhasil . b. Preventif dan pengembangan individual. Preventif dan perkembangann individual merupakan dua sisi dari satu mata uang . preventif berusanha mencegah kemrosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam pekembangan anak melaui pemberian pengaruh positif. Sedangkan bimbingan yang bersifat pengembangan (development guidence) memberikan bantuan untuk mengembangkan pola sikap dan perilaku yang dapat membantu setiap individu untu mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan cara demikian individu dapat terhindar dari problemproblemyang seriius , akan tetapi bukan untuk terhindar dari problem sehari-hari. c. Mebantu individu untuk menyempurnakan cara-cara penyelesaiannya. Setiap mnusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkunganya. Pertolongan yang dibutuhkan untuk tiap individu tidaklah sama perbedaan terletak pada tingkatan sehingga fungsi preventif dan pengembangannya memang ideal akan tetapi pada fungsi itu saja tidalah cukup Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan dan pengamalan untuk memecahkan problemnya sendiri. Sedangkan W. Huston dalam bukunya yang berjudaul Guidence in education menyebutkan dua fungsi utama bimbingan, yaitu fungsi penyaluran (distirbutiv) dan fungsi penyesuaian (adjustive). Fungsi penyaluran yaitu : a.memperkenalkan kepada siswa prihal pendidikan dan pekerjaan. b.Memperkenalkan kepada siswa prihal kemampuan dan minat, seta keterbatasannya. c.Mengusahakan agar sekolah selalu mengetahui kemungkinan-kemungkinan pendidikan dan pekerjaan. d.Memperkenalkan siswa sekolah dengan kemampuan-kemampuan siswa minat, dan keterbatasannya. e.Membantu siswa pada suatu saat untuk memilih dan memutuskan. Sementara komponen fungsi penyesuaian adalah : a.mencegah salah penyesuaian b.mengidentivikasikan kasus yang salah dalam penyesuaian diri c.mendiagnosia salah penyesuaian d.memberikan remedial treatment Prinsip-Prinsip Bimbingan a.bimbingan memberikan perhatian utama dan sistematis terhadap perkembangan pribadi setiap individu. Biasanya sekolah memusatkan perhatian pada perkembangan pribadi dan perasaan jika perkembangan intelektual terhalang. Guru bertanggung jawab terhadap bidang pengajaran , dan konselor lebih memperhatikan perkembangan kepribadian perkembangan anak. Bimbingan membantu siswa untuk mengenal dan mengetahui dirinya. Dan keduanya harus saslling bekerja sama karena yangmengalami proses pelajar individu sebagai pribadi. Bimbingan juga memperhatikan siswa untuk menciptakan arti dalam kehidupannya. b.Cara utama bimbingan dilaksanakan tergantung pada proses perilaku individu. Hal ini disebabkan perhatian bimbingan terhadap perkembangan pribadi . maka subjek bimbingan bagi petugas bimbingan adalah dunia anak yang bersifat pribadi pada setiap anak. c. Bimbingan berorientaasi pada kerja sama antara konselor dan konseli tanpa adannya paksaan. Siswa tak dapat dipaksa untuk diserahkan kepada petugas bimbingan konseling. Bimbingan terjadi atas persetujuan bersama antara konselor dan pribadi siswa. d.Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya manacker menyerahkan agar konsselor percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk mengaktualiassikan dirinya sendiri . selanjutnya setiap perubahan dalam diri manusia baik melalui aktivitasnya sendiri. e. Bimbingan didasarkan pada pengakuan terhadap martabat dan nilai individu sebagai manusia , sama seperti haknya individu untuk menentukan pilihanya sendiri. Karenanya, bimbingan menganggap setiam orang memiliki hak yang sama dan mengakui kebutuhan nya sebagai individu untuk bebas mewujudkannya sendiri. f. Bimbingan adalah proses pendidikan yang kontinu. Bimbingan seharusnya dimulai dari sekolah dasar sampai pada selesai sekolah atau sepanjang hidup manusia. Bimbingan tidak untuk diberikan hanya saat untuk kemudian tidak dilanjutkan , karena bimbingan adalah bagian dari keseluruhan proses pendidikan. Prinsip-prinsip Bimbinngan dalam Kurikulum 1975 di tingkatan SMA 1.prinsip-prinsip umum a. karena bimbingan berhubungan dengan sikap dan perilaku individu, perlu diingat bahwa setiap sikap dan perilaku individu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang ntik dan ruuwet. b.Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual dari para individu yang dibimbing untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai kebutuhannya c.bimbingan diarahkan untuk membantu individu yang bersangkutan agar mampu menolong dirinya sendiri dalam nenmghadapi kesulitan. d.bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing e.masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya f.bimbingsn harus dimuali dengan identifikasi kebutuhan –kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing. g.bimbingan harus fleksibel sesuai dengan individu dan masyarakat. Dst. 2.prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang dibimbing a)pelayanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa b)harus ada criteria untuk mengukur proritas pelayanan bimbingan kepada siswa tertentu c)program bimbingan harus berpusat pada siswa d)pelayanan bimbingan dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas, dst. C.2.Konseling Islami Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami Secara garis besar tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat dirumus kan sebagai berikut : Membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Bimbingan dan koneseling sifatnya hanya merupakan bantuan , hal ini sudah diketahui dari pengertian atau definisi individu yakni sebagai orang yang dibimbing atau diberi konseling baik perorangan maupun kelompok. Yakni mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya “ yang berarti mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya “ berarti mewujudkan diri sesuai dengan hakikatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras dengan perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya sebagai makhluk Allah , makhluk individu,, makhluk social, dan sebagai makhluk berbudaya. Dalam perjalanan hidupnya, karena berbagai factor bimbingan dan konseling islami, manusia bissa dikehendaki yakni menjadi manusia seutuhnya. Dengan kata lain yang bersangkutan berhadapan dengan masalah (Problem), yaitu menghadapai adannya kesenjangan antara yang seharusnya ideal dengan senyatanya. Orang yang menghadapi masalah lebih-lebih jika berat , maka yang bersangkutan tidak merasa bahagia. Bimbingan dan konseling Islami berusaha membantu individu agar bisa hidup bahagia bukan saja didunia tetapi juga diakhirat kelak, tujuan akhir dari bimbingan dan konseling Islami adalah kebahagian hidup didunia dan diakhirat. Secara singkat tujuan bimbingan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.Tujuan Umum membantu individu meewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar tercapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. 2.Tujuan Khusus a.membantu individu agar tidak menghadapai masalah b.membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya c.membantu indvidu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain. Fungsi dan kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimingan dan konseling islami tersebut diatas , dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami sebagai berikut: 1.Fungsi Preventif yaitu ; membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah dalam dirinya 2.fungsi kuratif atau korektif; membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya 3.fungsi persuasive ; membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama 4.fungsi developmental atau pengembangan ; membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisiyang telah baik agar tetap baik atau menjaga lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi penyebab munculnya masalah baginya Untuk mencapai tujuan itu sejalan dengan fungsi bimbingan dan konseling Islami tersebut melakukan kegiatan yang dalam garis besarnya sebagai berikut : 1.membantu individu mengetahiu, mengenal danmemahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya atau memahami kembali keadaan dirinya , sebab dalam keadaan tertetentu seorang ndividu tidak mengenali dirinya 2.membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-segi baik baik buruknya , kekuatan serta kelemahannyasebagai sesuatu yang telah ditakdirkannya tetapi juga menyadari manusia wajib untuk berusaha atau ikhtiar. 3.membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapi saat ini, karena kerap kali masalah yang dihadapi individutidak dipahami si individu sendiri 4.membantu individu menemukan alternative pemecahan masalah. Latar Belakang Berdasarkan pendapat ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaluinya. Bahkan sejak dari kandungan pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap kelakuan dan kesehatan mental. Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan pengajaran serta penanaman nilai-nilai agama Islam dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sejak lahir. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat membentuk kepribadian manusia yang berakhlak karimah yang sesuai dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan kebiasaan yang mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk meggunakan secara sadar. Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dnegan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala sifat-sifat yang negatif. Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan pendidikan Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak karimah. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling dalam Islam Kata bimbingan dan konseling merupakan pengalihan bahasa dari istilah Inggris guidance and counseling. Pengertian Bimbingan secara etimologi adalah menunjuk, membimbing, atau membantu. Sedangkan pengertian bimbingan secara terminologi menurut Dr. Moh Surya (1986) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Dan pengertian konseling secara etimologi adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian konseling dapat diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.[1] Sedangkan secara terminologi pengertian konseling adalah sebagaimana berikut: 1. C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling ialah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau lebih, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sitematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. 2. Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya. 3. Menurut Williamson, konseling diartikan sebagai suatu proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu seseorang dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara dan nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya, mempelajari keterampilan (skill), sikap dan kepercayaan yang dapat membantu dirinya selaku makhluk yang dapat menyesuaikan diri secara normal. Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik garis besarnya, bahwa konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan klien dengan menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. Bimbingan dan konseling saling berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu tekhnik dan alat dalam pelayanan bimbingan. Dan pendapat lain yang mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah, sedangkan konseling memusatkan diri pada pencegahan masalah individu atau dapat dikatakan bahwa bimbingan bersifat preventif sedangkan konseling bersifat kuratif.[2] B. Bimbingan dan Konseling Islami Dalam BK Islami perlu diketahui apa tujuan dari BK Islami tersebut. berangkat dari hal tersebut, Islam memandang bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya. Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling Islami adalah untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah swt di muka bumi ini, sehingga setiap aktifitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya, yakni menyembah atau mengabdi kepada Allah swt. Secara kodrati, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk religius yang memiliki keeksistensiannya dan hidup secara bersama-sama. Manusia dilahirkan sebagai makhluk monopluralis yang berunsurkan jasad dan ruh dengan disertai akal dan hati nurani dan hawa nafsu diberi kebebasan untuk berkehendak. Akan tetapi hal tersebut menuntut adanya tanggung jawab yang harus dipikulnya. Oleh karena itu, dengan bimbingan dan konseling daimaksudkan agar manusia mampu memhami potensi-potensi insaniahnya, dimensi-dimensi kemanusiaanya, termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternati pemecahannya.[3] Dengan pemahaman ajaran-ajaran Islam, secara preventif dapat mencegah manusia dari berbagai bentuk perbuatan negatif yang dapat merugikanya dirinya maupun orang lain. Allah berfirman dalam Al-Quran: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.[ QS. Al-Ankabut(29): 45]. Dan (40) Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, (41) Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).[An-Naziat (79): 40-41]. Apabila hal tersebut terjadi maka kebahagiaan yang hakiki yang akan diperoleh. Di era globalisasi ini, ditemukan banyak individu yang terbuai dengan urusan dunia sehingga melahirkan sikap individualistik dan sifat-sifat negatif semacamnya. Sikap dan perilaku yang demikian telah menyimpang dari perkembangan fitrah manusia yang telah Allah berikan. Bahkan hal tersebut dapat menjauhkan hubungan manusia sebagai hamba kepada Tuhannya meskipun hubungan sesama manusia tetap berjalan dengan baik. Hal demikian dapat terjadi dikarenakan kekurang perhatian pendidikan dan bimbingan yang diberikan sebelumnya terhadap hal tersebut. Dari penjelasan diatas bahwa konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah dibumi dan berfungsi untuk menyembah kepada Allah swt., sehingga askhirnya tercipta kembali hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam semesta. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adlah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami oleh manusia, ternyata menimbulkan suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan hanya menimbulkan perasaan hampa. Akhir-akhir ini sedang berkembang kecenderuangan manusia untuk menata kehidupan yang berlandaskan pada nilai-nilai spiritual. Keadaan ini telah mendorong perkembangan bimbingan dan konseling yang berlandaskan nilai spiritual dan religi. Dalam agama, terutama agama Islam, menempatkan manusia pada kedudukan yang mulia. Manusia diberi jabatan oleh Allah sebagai khliafah di muka bumi dengan keistemewaan-keistemewaan yang telah dibawanya sejak lahir (fitrah). Dan fitrah tersebut tidak akan berkembang dengan tanpa adanya bimbingan dan pengajaran. Dengan perjalanan perkembangan fitrah manusia, akan menghadapi berbagai permasalaah. Dengan pendekatan agama, konselor akan dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Karena agama mengatur segala aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa tentram, damai dalam batin manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. C. Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pendekatan Islami dalam bimbingan dan konseling dapat diakaitkan dengan aspek-aspek psikologis yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan lain-lain yang berkaitan dengan klien dan konselor. Bagi pribadi muslim yang berlandaskan tauhid, merupakan pribadi yang bekerja keras untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, yang mana baginya merupakan suatu ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, pribadi muslim berprinsip pada hal-hal sebagaimana yang disampaikan oleh Nelly Nurmelly dalam papernya peran agama dalam bimbingan konseling berikut ini: 1. Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu hanya beriman kepada Allah swt. 2. Memiliki prinsip kepercayaan, yakni beriman kepada malaikat. 3. Memiliki prinsip kepemimpinan, yakni beriman kepada Nabi dan Rosul-Nya. 4. Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yakni berprinsip pada Al-Quran. 5. Memiliki prinsip masa depan, yakni beriman kepada hari akhir. 6. Memiliki prinsip keteraturan, yakni beriman kepada ketentuan Allah. Jika seorang konselor memegang prinsip tersebut, maka pelaksanaan bimbingan dan konseling akan mengarah kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling perlu memiliki tiga langkah untuk mewujudkan tujuannya. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu daua kalimat syahadat. Kedua, memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu shalat lima waktu. Ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan puasa. Dengan prinsip tersebut, seorang konselor dapat menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Ahlakul Karimah). Selain itu seorang konselor juga perlu mengetahhui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologi) karena manusia sejatinya telah membawa potensi bertuhan sejak dilahirkan. Dalam menghadapi masalah diarahkan dengan pendekatan agama. Yang mana dalam agama mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi yang didasarkan kepada Al-Quran dan As-sunnah. Dan sudah pastinya, pelaksanaan bimbingan dan konseling ddengan pendekatan agama Islam, akan membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan yang diridhai Allah swt. Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, agama telah mengatur berbagai aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa damai dan tentram bagi jiwa manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. Peranan agama Islam dalam menghadapi kesehatan mental manusia adalah sebagaimana berikut: 1. Ajaran Islam beserta seluruh petunjuknya yang ada di dalamnya merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam jiwa manusia. 2. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitan. 3. Ajaran Islam memberikan rasa aman dan tentram yang menimbulkan keimanan kepada allah dalam jiwa seorang mukmin. Bagi seorang mukmin, ketenangan jiwa, rasa aman dan ketentraman jiwa akan terealisasi dengan keimanannyakepada Allah yang akan membekali harapan akan pertolongan, lindungan dan penjagaan-Nya. D. Teori-Teori Konseling dalam Islam Yang dimaksud dengan teori-teori konseling dalam Islam adalah landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Allah berfirman dalam Al-Quran: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl (16): 125]. Ayat tersebut menjelaskan beberapa teori atau metode dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Teori-teori tersebut sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Hamdani Bakran (2002) adalah sebagaimana berikut: 1. Teori Al-Hikmah Sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan pertolongan Allah, baik secara langsung maupun melalui perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas izin-Nya. 2. Teori Al-Mauidhoh Hasanah Yaitu teori bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya. Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah ialah pelajaran yang baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu dapat membantu klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya. 3. Teori Mujadalah yang baik Yang dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal pikiran, emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini adalah sebagai berikut: a. Harus adanya kesabaran yang tinggi dari konselor; b. Konselor harus menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik; c. Saling menghormati dan menghargai; d. Bukan bertujuan menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam mencari kebenaran; e. Rasa persaudaraan dan penuh kasih sayang; f. Tutur kata dan bahasa yang mudah dipahami dan halus; g. Tidak menyinggung perasaan klien; h. Mengemukakan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas; i. Ketauladanan yang sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling benar-benar telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah sangat murka kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada orang lain. Dalam firmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” [Qs. Ash-Shaff: 2-3]. Teori konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan kepada individu yang membutuhkan kekuatan dalam keyakinan dan ingin menghilangkan keraguan terhadap kebenaran Ilahiyah yang selalu bergema dalam nuraninya. Seperti adanya dua suara atau pernyataan yang terdapat dalam akal fikiran dan hati sanubari, namun sangat sulit untuk memutuskan mana yang paling mendekati kebenaran. E. Teknik-tekning Konseling Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah beberapa teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari (2002), yakni: 1. Teknik yang bersifat lahir Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan menggunakan tangan atau lisan antara lain: a. Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas b. Keinginan, kesungguhan dan usaha yang keras c. Sentuhan tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian kepala, leher dan pundak) d. Nasehat, wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian pula ketika memberikan nasehat hendaklah dilakukan denagn kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan. e. Menbacakan do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan f. Sesuatu yang dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan (tiupan) 2. Teknik yang Bersifat Batin Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda "bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman". Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu (anak didik) kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar